Wednesday, December 13, 2017

Diperkosa Dan Dilecehkan Hingga Orgasme Oleh Murid Sendiri Part 2



"Wah, kebetulan sekali kalau begitu! Soalnya sodara saya juga akan ikut ke Singapura… Makanya tadi saya sempat mengajak Leo untuk ikut... Tapi karena ada ulangan yang penting, saya jadi agak ragu-ragu nih…" lanjut Tante Diana.
"Terus gimana Tante?" tanyaku.


"Kalau Miss mau, Miss boleh mengajar Leo setiap hari… Sebagai gantinya, saya akan berikan tambahan bonus untuk Miss setelah saya pulang dari Singapura… Gimana?" jawab Tante Diana memberikan penawaran.

"Baik Tante... Saya setuju…" anggukku sambil tersenyum.
Sekarang aku mendapat tambahan keuntungan dengan menerima tawaran Leo. Dengan bonus yang disediakan Tante Diana apabila Leo berhasil lulus ujian serta gaji yang dibayarkan di muka maka aku tidak akan pusing dengan biaya masuk sekolah SD anakku nanti.
"Bagus deh! Kalau begitu Miss silahkan lanjut mengajar Leo ya…" ujar Tante Diana.
"Iya, Tante Diana!" aku mengiyakan permintaan Tante Diana.

Keesokan harinya setelah selesai mengajar dan berganti pakaian, aku pun berangkat ke rumah Leo yang kini sudah benar-benar hanya ada satu orang pembantu wanita dan Leo saja.

"Ayo Miss ikut sama aku…!" pinta Leo padaku yang segera kuturuti.

Dengan tidak sabaran Leo menuntunku ke kamarnya. Setibanya di sana, Leo belum menunjukkan gelagat aneh dan aku pun mulai mengajarinya seperti biasa.

"Hmm… Miss haus nggak? Biar Leo bikini minum ya…" tawar Leo tanpa membuat aku curiga.
"Hmm… Boleh aja, the manis hangat aja ya… Miss nggak boleh minum dingin soalnya…" jawabku sambil tersenyum karena merasa Leo sudah berubah.

Leo kemudian pamit ke dapur dan tidak butuh waktu lama Leo lalu sudah kembali ke kamar sambil membawakan minuman yang aku pesan.

"Waah… Cepet amat? Makasih ya Leo…" aku yang memang sedang haus langsung meminum teh tersebut.

Sejenak tidak terjadi apa-apa, namun 10 menit kemudian aku merasa pandanganku tiba-tiba kabur dan sekujur tubuhku terasa lemas.
Aku pun ambruk tidak sadarkan diri. Sayup-sayup kulihat senyuman Leo, aku berusaha untuk tetap sadarkan diri, namun mataku terasa berat sekali dan akhirnya aku menutup kelopak mataku.
Entah apa yang terjadi pada tubuhku, namun saat aku sadar, aku melihat diriku sudah terbaring mengangkang di tempat tidur. Kedua tanganku terikat di belakang punggungku sementara kakiku terikat erat di sisi kanan-kiri tiang ranjang itu sehingga posisi tubuhku mengangkang lebar. Aku merasa sangat geli di daerah kewanitaanku, seperti ada sebuah daging lunak hangat yang menyapu-nyapu daerah kewanitaanku, terkadang daging itu menusuk-nusuk seolah hendak membuka bibir kewanitaanku melewati celah vaginaku. Aku juga merasa daerah disekitar vaginaku sangat becek akibat gerakan daging itu.

"Aahh... Ooohhh... Aahhhh... Ooooohhhh... "

Aku pun mendesah pelan menikmati sensasi di kewanitaanku itu.
Rasanya vaginaku seolah dibersihkan, namun gerakan daging itu yang seolah berputar-putar mempermainkan vaginaku menimbulkan sensasi nikmat disekujur tubuhku. Aku merasa tubuhku diairi listrik tegangan rendah saat daging itu membelah bibir kewanitaanku dan menyentuh lubang pipisku.

"Eh… Miss Gyna udah bangun rupanya…" tiba-tiba kudengar suara Leo yang ternyata sedang dibalik rok milikku.

Aku berusaha mendongak dan kulihat wajah Leo sedang berada tepat di depan selangkanganku yang terbuka lebar. Sadarlah aku kalau daging tadi tidak lain adalah lidah Leo yang sedang menjilati vaginaku. Aku berusaha berontak, namun untuk menutup kedua pahaku yang sedang terbuka lebar saja sangat sulit. Tubuhku terasa sangat lemas tanpa tenaga.

"Badan Miss masih belum bisa digerakin, soalnya pengaruh obat tidur Mami masih tersisa…" jelas Leo sambil berjalan ke sampingku.

Sekejap aku merasa sangat panik dan berusaha mengerahkan seluruh tenagaku untuk kabur, tapi sia-sia saja. Tubuhku tidak mau bergerak sedikitpun. Astaga! Bagaimana aku bisa tidak curiga meminum teh yang sudah dicampur obat bius? Niatku untuk menjaga jarak dari Leo kini sia-sia saja. Sekarang malah kemaluanku terpampang jelas di hadapannya, aku dalam keadaan terjepit dan tidak bisa kabur lagi.

"Miss tenang aja, dijamin enak deh! Hehehe..." tawa Leo terkekeh-kekeh.
"Jangan Leo...!! Jangan... Miss mohon!!" pintaku berderai air mata saat melihat Leo berbalik berjalan menuju arah selangkanganku.

Namun sia-sia saja, Leo sama sekali tidak mau mendengar permohonanku. Aku pun semakin panik dan cemas. Air mataku kembali meleleh membasahi mataku, namun apa dayaku? Tubuhku kini sangat sulit digerakkan karena ikatan itu ditambah rasa lemas disekujur tubuhku karena pengaruh obat bius yang tersisa. Kini aku hanya bisa pasrah membiarkan Leo menyantap kewanitaanku. Jantungku berdegup semakin kencang dan wajahku merah merona saat Leo semakin mendekati selangkanganku. Leo lalu memegang kedua pahaku yang mulus. Ia mulai mengendusi paha kananku sementara paha kiriku dibelai-belai dengan tangannya.

"Sssssh... Aahhh..."



Aku mendesis sesaat setelah bibir Leo mencium bibir kemaluanku.
Hembusan nafas Leo di pahaku membuat tubuhku sedikit mengigil kegelian. Saat bibir kemaluanku bertemu dengan bibir Leo, Leo mulai menjulurkan lidahnya. Seperti lidah ular yang menari-nari, bibir kemaluanku dijilati olehnya. Kembali bibir kewanitaanku dibelah oleh lidah Leo, yang kembali menarikan lidahnya menjilati liang vaginaku perlahan-lahan. Aku berusaha sekuat mungkin untuk menahan gejolak birahi yang kini mulai melanda diriku, namun tetap saja suara desahan-desahanku yang tertahan sesekali terdengar keluar dari bibirku karena rasa nikmat yang menjuluri tubuhku apalagi belaian lembut Leo di pahaku semakin terasa geli akibat stocking yang kupakai.

"Haaah…! Aaaaaaakh...!! Stop it..!! Aahhhhkh..!!"

Sontak aku menjerit terkejut saat merasakan sensasi rasa geli dan nikmat yang tiba-tiba melanda tubuhku. Rupanya Leo menjilati klitorisku. Sesekali dia menyentil klitorisku dengan lembut sehingga sekujur tubuhku seperti dialiri listrik dan bulu kudukku berdiri. Leo menyadari bahwa aku mulai dikuasai oleh gejolak birahiku. Leo terus melancarkan serangannya ke klitorisku. Berulang kali permohonanku yang disertai dengan desahan kusampaikan ke Leo, namun ia malah tampak kian bersemangat mengerjaiku. Kesadaranku pun semakin menghilang tergantikan dengan rasa nikmat dan hasrat seksual yang semakin merasuki tubuhku.

"Gimana Miss? Enak kan?" tanya Leo padaku.
"Leo... S-stoop... Aauuuuhhh... J-jangaan..." aku memohon supaya tidak terus larut dalam godaan birahi ini.
"Ah masa? Bukannya Miss ngedesah keenakan tuh? Yakin nih udah nggak mau lagi?" ejeknya sambil menjauhkan wajahnya dari kemaluanku.
Namun secara refleks, aku malah mengangkat pinggangku kehadapan wajah Leo, seolah-olah menawarkannya untuk kembali mencicipi liang vaginaku.
"Tuh kan!? Malu-malu mau nih cewek…" kembali Leo menghinaku.
Dipeganginya kedua bongkahan pantatku dengan telapak tangannya dan dtengadahkannya tangannya, sehingga kini pinggangku ikut terangkat tepat dihadapan wajah Leo.
"Aaaah... Aaww... Aaaahh..." kembali aku merintih saat Leo mengecup dan mengisap-isap daging klitorisku.
Sesekali aku merasa sentuhan giginya pada klitorisku dan hisapannya membuatku kini hanya berusaha untuk mengejar kenikmatan seksualku semata.
"Sluuurp... Sluuuurp... " sesekali terdengar suara Leo yang menyeruput cairan cintaku yang sudah banyak keluar dari vaginaku, seolah hendak melepas dahaganya dengan cairan cintaku.
"Aaaaah... Aaaah... Aaaaaah...!!!" Desahanku semakin keras.

Aku merasa ada sebuah tekanan luar biasa di vaginaku yang sebentar lagi hendak meledak dari dalam tubuhku. Otot-otot tubuhku secara otomatis mulai menegang sendirinya.

"Haaaa... Aaaaakh… Ooohhhhh...!!!"

Jeritku bersamaan dengan meledaknya tekanan dalam tubuhku.
Tanpa bisa kutahan, pinggangku menggelepar liar, bahkan Leo terlontar mundur akibat dorongan tubuhku. Aku bisa merasakan vaginaku memuncratkan cairan cintaku dalam jumlah yang banyak. Seluruh simpul sarafku terasa tegang dan kaku saat sensasi geli dan nikmat yang luar biasa itu menjalari tubuhku, dan akhirnya muncul perasaan lega yang nyaman setelahnya. Aku pun terkapar kelelahan, nafasku tersengal-sengal. Tenaga di tubuhku seolah lenyap seketika. Aku sadar, baru saja aku mengalami orgasme yang luar biasa!

"Waah... Rupanya Miss makin napsuin kalo keenakan…!" ejek Leo yang kini terduduk di hadapan selangkanganku.

Dia mendekati vaginaku dan kembali ia menyeruput cairan cintaku yang masih tersaji di vaginaku setelah ledakan orgasmeku barusan. Aku pun hanya mendesah kecil tanpa memberontak. Kepalaku serasa kosong dan aku membiarkan Leo menikmati cairan cintaku sesuka hatinya. Setelah puas meminum cairan cintaku, Leo berdiri di hadapanku dan melepas pakaiannya sehingga ia telanjang bulat dihadapanku. Bisa kulihat penisnya yang panjangnya hanya sekitar 12-13 cm sudah menegang keras melihat keadaanku yang mengangkang lebar, memamerkan kewanitaanku di depannya. Leo berjalan melewati tubuhku hingga akhirnya ia tiba didepan kepalaku.
Leo lalu berlutut di hadapan wajahku sambil mengocok penisnya.

"Miss, tadi rasa memek Miss enak banget loh! Nah sekarang giliran Miss ya yang ngerasain punya Leo…" seloroh Leo.

Aku yang menyadari kalau Leo akan memasukkan penisnya ke dalam mulutku, berusaha menjerit sekuat tenaga meminta pertolongan dan berharap pembantu Leo atau tetangganya dapat mendengar teriakanku.

"Tol... Uuumph!!"

Jeritanku terhenti karena Leo langsung menyumpalkan penisnya didalam mulutku.
Walaupun ukuran penisnya tidak terlalu besar, namun batang penisnya sudah cukup untuk memenuhi rongga mulutku yang mungil.

"Hhmmphh... Hhmph..." suaraku teredam oleh penis Leo.

Aku berusaha memuntahkan penis itu, namun Leo memajukan pantatnya sehingga penisnya tetap masuk didalam mulutku hingga menyentuh kerongkonganku. Leo menjambak rambutku dan mulai menggerakkan kepalaku maju mundur. Rasa sakit di ubun-ubunku karena rambutku dijambak sudah cukup untuk membuatku tidak berontak lebih jauh, aku mengikuti gerakan tangan Leo yang sedang memaksaku mengulum dan mempermainkan penisnya dalam mulutku.

"Aahh... Enaak..." desah Leo saat penisnya keluar masuk di dalam mulutku.
"Hmmp... Mmppphh..." aku berusaha mengambil nafas untuk menyesuaikan gerakan penis Leo dalam mulutku.

Kocokan di dalam mulutku masih belum juga berhenti, namun aku sudah merasa agak mual karena rasa dalam mulutku saat ini. Sementara itu leherku juga pegal karena dipaksa naik dan turun oleh Leo.
Beberapa saat kemudian, Leo berhenti manjambakku, aku pun segera merebahkan kepalaku yang pegal-pegal keatas bantal yang lembut untuk melepas penat. Namun rupanya penderitaanku belum juga berakhir. Leo belum mau melepaskan kenikmatannya dioral olehku. Belum sempat penisnya keluar dari mulutku, sekarang ia malah menekan selangkangannya ke wajahku dan menggoyang-goyangkan pantatnya sehingga penisnya kembali masuk kedalam rongga mulutku.
Aku bisa merasakan buah zakarnya yang tergantung menampar-nampar daguku berulang kali bersamaan dengan gerakan pantatnya yang maju mundur dihadapan wajahku yang kini tertekan oleh bantal, aku pun berulang kali tersedak karena penis Leo dalam mulutku bergerak dengan sangat cepat.

"Oke Miss! Sekarang giliran Miss yang main! Ayo kulum dan mainin pakai lidah Miss!" perintah Leo sambil menghentikan gerakannya.

Aku sendiri sudah mati kutu, kepalaku terjepit diantara selangkangan Leo dan bantalku, sehingga aku tidak bisa bergerak bebas.

"Ayo, Miss! Atau mau Leo gerakin sendiri dimulut Miss kayak barusan?" ancamnya padaku.



Aku pun tidak punya pilihan lain selain menuruti perintah Leo, setidaknya aku akan lebih leluasa bernafas apabila aku yang bergerak sendiri. Aku pun menggerakkan lidahku membelai-belai batang penisnya yang masuk hingga rongga mulutku. Sesekali lidahku juga bersentuhan dengan kepala penisnya. Sebenarnya aku agak jijik juga karena tercium bau agak pesing dari ujung penis Leo, namun apa dayaku? Lebih baik kuturuti perintah anak ini supaya siksaanku cepat selesai. Aku pun berusaha untuk tidak begitu mempedulikan bau itu.
Penis Leo kuanggap saja seperti permen yang luar biasa tidak enak. Aku pun terus mengemut penis Leo itu.

"Ayo, Miss! Terus Miss!! Aaaah… Jago juga nih nyepongnya! Enak bangeet! Tapi nggak heran sih… Kan udah pengalaman…" ujar Leo memuji sekaligus melecehkan.
"Mmphh..." erangku.
"Isepin juga Miss! Kayak ngisep permen! Pokoknya keluarin semua jurus yang Miss tau…" kembali Leo memberi perintah padaku.

Kuhisap penisnya dengan pelan dan lembut dengan harapan anak ini bisa segera menghentikan aksinya dan aku bisa terbebas dari siksaan ini. Herannya, selama beberapa menit aku oral, Leo masih saja belum puas. Aku pun mulai kelelahan mempermainkan penisnya dalam mulutku, walaupun aku mulai terbiasa dengan situasiku sekarang.


1 comment:

  1. Jutaan Rupiah Dengan Cuma Cuma
    Hanya Di SumoQQ(dot)Com
    Real Website Real Player, Real Winner
    Silahkan Buktikan dan Bergabung Bersana kami
    Dan Raih Bonus Extra Jumbo : - Bonus Extra Jumbo Rollingan - Bonus Refferal Seumur Hidup
    CS Ramah & Profesional Siap Melayani 24 Jam
    Proses Transaksi Di Jamin Super Cepat
    Kartu Bagus (Easy To Winn)
    Support 6 Bank Local
    Minimal Deposit & Withdraw 15Rb
    Jangan Mikir Lagi Bos !!
    Jalan dan Kesempatan Sudah Ada Di Depan Mata
    Jangan Sia2 Kan Kesempatan Yang Ada bos !!
    Ingat Bahwa Kemenangan Ada Di Pilihan Anda.
    Jadi Jangan Sampai Salah Pilih Situs
    Ingin Jadi Jutawan SumoQQ(dot)com Solusimya !!
    Hub kami Untuk Info Lebih Lanjut :
    Skype : SumoQQ
    Fb : SumoQQ
    BBM : D8ACD825
    Line : SumoQQ
    WA : +855 96 497 3259
    Link Alternatif :
    www(dot)SumoQQ(dot)net
    www(dot)SumoQQ(dot)info
    www(dot)SumoQQ(dot)org
    Join Sekarang !! Kami Tunggu Kehadiran Para Calon Jutawan

    ReplyDelete

Mencoba Sex Dengan Singa

Namaku Sisilia, panggilanku Lia namun banyak juga yang menyapaku Sisilia. Kuingin cerita seks soal pengalaman seks dewasaku yang belom t...